Nama : Abdul jabar
Npm : 20210019
Kelas : 2eb20
Harga sembilan bahan pokok (sembako) di pasar tradisional, terus melonjak naik. Bahkan kenaikan harga signifikan terjadi pada gula pasir, minyak goreng, cabai merah dan cabai rawit.
Ironisnya, kenaikan harga ini terjadi lebih cepat. Padahal pemerintah baru berencana akan menaikkan harga BBM pada 1 April mendatang.
Seperti halnya yang terjadi di Pasar Sei Sikambing Medan. Di pasar ini, hampir seluruh bahan kebutuhan pokok rumah tangga, sejak kemarin terus merangkak naik.
Informasi di peroleh Waspada Online, sore ini di lapangan, mulai dari harga beras yang mengalami kenaikan antara Rp500,- hingga Rp1000,- perkilogram dari harga normal. Misalnya beras ir 64 naik Rp500,- dari sebelumnya Rp8000,- menjadi Rp8500,- rupiah perkilogram. Beras kuku balam dari Rp9000,- menjadi Rp10.000,- perkilo.
Untuk harga gula pasir, dari Rp8000,- juga naik menjadi Rp10.000,- perkilonya. Begitu juga dengan harga minyak goreng curah juga mengalami kenaikan, dari harga Rp10.500,-perkilo/ menjadi Rp11.500.-
Kenaikan harga juga terjadi pada cabai merah dari Rp14.000,- perkilogram/ naik menjadi Rp18.000.- Cabai rawit pun tak ketinggalan, dari harga Rp28.000,- perkilogram/ melonjak hingga Rp34.000,- perkilogram. Begitu juga dengan harga sayur mayur, termasuk harga sawi yang sebelumnya masih tiga ribu rupiah kini menjadi lima ribu rupiah perkilogram. Tidak halnya dengan harga tomat yang relatif normal.
Menurut Umar, salah satu pedagang, mengatakan, tidak hanya sayur mayur dan sembako naik, namun harga daging sapi potong juga diprediksi akan turut naik.”Bahkan diperkirakan, mulai pekan depan kenaikan harga daging sapi akan terjadi, dari harga normal dari Rp72.000,- perkilogram/ menjadi Rp75.000.-
Penyelesaian dari masalah tersebut
Menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dianggap memiskinkan rakyat dua kali. Setiap kenaikan BBM selalu didahului dan diikuti naiknya harga-harga bahan pokok.
“Baru ‘warning’ (harga) sudah naik, setelah dieksekusi 1 hingga 2 bulan kemudian naik lagi dua kali lipat. Sehingga pemiskinan masyarakat melalui dua tahapan,” kata Ketua Umum Hanura Wiranto dalam diskusi Kenaikan BBM = Makar di ruang wartawan DPR, hari ini.
Imbas dari kenaikan harga minyak mentah dunia, pemerintah mencari dana atau pemasukan lain untuk menambal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurutnya, cara cepat dan mudah yakni menaikkan harga BBM dalam negeri. Hanya saja dampaknya sangat luas, memiskinkan rakyat hingga dua kali. “Kita juga harus berpikir energi alternatif, penghematan, tetapi itu semua butuh proses. Masalahnya sekarang ini sudah kepepet,” ucap Wiranto.
Beberapa hal yang sebenarnya bisa dilakukan pemerintah sebagai alternatif yaitu dengan melakukan renegosiasi gas. Kemudian menyangkut recovery cost, proses jual beli minyak jangan menggunakan lagi jasa perantara.
Pemerintah semestinya bisa melakukan pembelian langsung ke produsen. Dari prosedur pembelian ini saja, menurutnya, bisa membantu penghematan keuangan negara. Hal lainnya, tambah Wiranto, dengan mengurangi pemborosan belanja pegawai. Kemewahan pegawai selama ini membuat kesenjangan cukup jauh dengan masyarakat kecil.